Skip to main content

Reaksi Pengasuh Lihat Ameena Dapat Perlakuan Jahil Aurel, Suster Anak Atta Halilintar Ucap Istigfar


Sudah memiliki seorang putri di usianya yang terbilang muda, hubungan  Aurel Hermansyah dan  Ameena Hanna Nur Atta membuat hal yang unik.

Hal ini dipicu oleh paras dan tingkah  Aurel Hermansyah yang masih seperti seorang remaja meski kini ia telah menjadi istri dari  Atta Halilintar.

Kebahagian  Aurel Hermansyah dan  Atta Halilintar usai dianugerahi seorang putri cantik yang kini dipanggil Baby Ameena.

Walau keduanya memutuskan untuk menikah di usia yang cukup muda, sampai saat ini Atta dan Aurel jauh dari pemberitaan miring.

Justru sebaliknya, rumah tangga Atta dan Aurel kian terlihat semakin harmonis dan kompak apalagi ditambah hadirnya Ameena.

Di usianya yang kini sudah menginjak 4 bulan, Ameena kerap menunjukan aksi menggemaskan hingga tak kuasa membuat orang - orang terutama kedua neneknya yakni  Krisdayanti dan  Ashanty tak tahan.

Lantaran lebih sering diasuh oleh kedua neneknya yang hampir setiap hari menyambangi kediaman  Atta Halilintar, hubungan Aurel dan Ameen justru disebut bukan seperti ibu dan anak melainkan kakak dan adik.

Anggapan ini juga dipicu oleh paras Aurel yang awet muda dan tingkahnya yang sering menjahili Ameena.

Meski dianggap bukan seperti ibu dan anak, dilansir melalui unggahan story di akun instagram pribadinya, Rabu (29/6/2022) Aurel tampak menanggapinya dengan santai.

“Mamanur jujurli itu Ameena kek adeknya mamanur bukan anaknya,” tiulis seorang netizen.

“Hahahhaa iya ya kaya bestie kita,” sahut Aurel.


Bukti kejahilan Aurel pada Ameena ini bahkan kerap terekam saat ia hobi membuat putrinya menangis.

Usut punya usut, ternyata istri  Atta Halilintar itu gemes dengan pipi Ameena yang menggoda untuk dicubit.

Aurel Hermansyah terus menjahili Ameena, pengasuh Ameena pun sampai geleng-geleng kepala.

Kini, Ameena genap berusia 4 bulan. Hal itu membuat  Aurel Hermansyah semakin gemas pada anaknya.

Aurel mengungkapkan ingin berbicara empat mata dengan Ameena lantaran sang anak terus seolah mengajak dirinya berbicara.

"Coba ngomong apa, ngomong lagi, ayo berbicara empat mata sama mama," ujar Aurel pada Ameena.

Begitu gemas pada Ameena,  Aurel Hermansyah pun tak berhenti mencubit pipi sang anak.

Namun, aksi Aurel tersebut membuat Ameena merengek.

Melihat sang putri akan menangis,  Aurel Hermansyah tetap saja mencubit anaknya itu.

Bak kepada bestie alias teman, Aurel terus menanyai Ameena.

Hal itu Aurel lakukan saking gemasnya pada sang putri.

"Bestie, cubit pipinya boleh ya bestie," ujar  Aurel Hermansyah, dikutip dari Instagram Story miliknya, Kamis (23/6/2022).

Meski begitu, Aurel mengetahui jika Ameena tak suka apabila pipinya dicubit.

"Dia gak suka kalo dicubit, orang cuma pelan begini, lebay banget," ucap Aurel sambil tertawa saking gemasnya.

"Udah gitu doang? Akting ya kamu," ujar Aurel.

Aurel pun tetap menjahili anaknya tersebut hingga suster yang tengah menggendong Ameena pun geleng-geleng kepala.

"Ini pipinya berapa kilo nih mbak?" tanya Aurel pada suster yang tengah menggendong Ameena.

"Astagfirullah," ujar suster yang menggendong Ameena.

Agar Anak dan Orangtua Kompak

Kekompakan keluarga berdampak pada seluruh anggota keluarga terutama pada tumbuh kembang anak.

Kebersamaan dan kekompakan di keluarga, menjadi bekal bagi anak saat ia tumbuh remaja bahkan hingga dewasa.

Membangun kekompakan di keluarga membutuhkan proses.

Ini juga penting disadari sekaligus juga menjadi tugas dan tanggung jawab orangtua.

Sani B Hermawan, psikolog keluarga dan direktur Lembaga Daya Insani menjelaskan keluarga yang kompak punya banyak manfaat, terutama untuk tumbuh kembang anak.

Di antaranya, saat anak tumbuh remaja bahkan hingga dewasa, ia takkan terpengaruh hal yang negatif. Anak juga tidak tumbuh menjadi pribadi pemberontak dalam konteks negatif.

Selain itu, keluarga yang kompak membuat anak lebih merasa dekat dengan orangtuanya, suka berdialog dengan keluarga, dan anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Nah, untuk menciptakan keluarga yang kompak, Sani menyebutkan empat syarat utamanya.

Di antaranya, orangtua perlu memberikan perhatian, memiliki penerimaan atas diri anak, melakukan aktivitas rutin bersama anggota keluarga, dan memberikan afeksi.

Sani menjelaskan lebih jauh mengenai empat cara agar keluarga kompak ini.

Pertama-tama, orangtua perlu memberikan perhatian kepada anak, secara fisik maupun psikologis, kata Sani.

Ini penting untuk menciptakan kebersamaan di antara seluruh anggota keluarga.

Orangtua juga perlu memiliki penerimaan atas keunikan, kelebihan, juga kekurangan anak.

Dengan begitu anak tak merasa dituntut lebih oleh orangtuanya.

Mengenai aktivitas rutin bersama keluarga, Sani mengatakan, ciptakan kebersamaan melalui aktivitas di dalam dan luar rumah.

"Keluarga perlu liburan bersama, atau karaoke bareng, rekreasi outbond bersama sebagai bentuk aktivitas bersama di luar rumah. Sementara di dalam rumah, ciptakan aktivitas rutin bersama seperti berdoa bersama, sarapan bersama, ciptakan teamwork dalam melakukan pekerjaan rumah, misalnya mencuci piring bersama setelah makan," jelas Sani saat jumpa pers di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Sani, dari empat syarat membangun kekompakan dan kebersamaan di keluarga tadi, orangtua bisa memulainya dari mana saja.

Bisa dengan memberikan afeksi seperti pelukan atau ciuman kepada anak sejak dini.

Atau Anda merasa lebih nyaman dengan melakukan rutinitas bersama melibatkan seluruh anggota keluarga.

Apapun cara awal yang Anda pilih, pastikan keluarga Anda memiliki kekompakan yang ditandai dengan hadirnya komunikasi dua arah dan ikatan emosional yang kuat antara orangtua-anak.

"Pengasuhan itu bicara merawat fisik dan juga hati," tutur Sani mengingatkan pentingnya orangtua membangun kebersamaan sebagai bagian dari tugas pengasuhannya.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar