Skip to main content

Uang Saku Sebulan Tak Pernah Pakai, Bocah Ini Ternyata Menabung Buat Bantu Bayar Uang Sekolah Teman


Bocah itu rela menyisihkan uang saku miliknya demi membantu temannya yang membutuhkan.

Tingkah lugu dan polos anak-anak sering membuat hati terenyuh. Belum mengerti banyak hal biasanya membuat anak-anak bertingkah lucu dan menggemaskan.

Tak jarang mereka juga rela memberikan apa yang mereka punya demi membantu sesama tanpa memikirkan dirinya sendiri.

Seperti kisah kebaikan anak kecil asal Malaysia ini pasti akan membuat kita kagum. Ia rela memberikan seluruh uang saku yang sudah disimpannya demi membantu teman yang sangat membutuhkan.

Melalui postingan Facebook sang ayah, Nasaie Ismail, kisah bocah bernama Yusuf ini viral di media sosial. Sang ayah menceritakan bagaimana putranya yang berusia 12 tahun itu meminta sejumlah uang.

Bukan untuk dirinya sendiri, Yusuf meminta uang tersebut demi membantu temannya.

“ Semalam Yusuf meminta uang sebanyak Rp66 ribu untuk menambah uangnya yang sudah disimpan selama sebulan sebanyak Rp266 ribu. Tujuannya untuk membayar iuran temannya. Bulan lalu, Yusuf bercerita dengan sedih, ada temannya yang ingin berhenti Kelas KAFA karena tidak mampu membayar iuran,” ujar sang ayah dilansir dari World of Buzz.

Kelas KAFA merupakan Kelas Alquran dan Fardu Ain, kelas belajar yang diadakan di tempat yang terdaftar di Badan Agama Islam Negeri Malaysia.

Yusuf ternyata telah mengumpulkan uang saku sekolah serta uang pemberian dari nenek dan kakeknya untuk membantu temannya.


Namun uang yang dikumpulkan masih kurang, karena iurannya sebesar RM100 atau sekitar Rp333 ribu. Sedangkan uang yang telah ia simpan saat ini berjumlah RM80 atau sekitar Rp266 ribu.


“ Alhamdulillah siang ini, InsyaAllah Yusuf akan membayarkan iuran temannya,” ujarnya.

Nasaie mengakhiri postingan dengan kalimat positif, mengingatkan kita untuk tidak menilai anak dengan takaran yang sama karena semua anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

“ Kadang-kadang melihat anak seperti ini membuat kita sadar bahwa takaran yang kita berikan pada setiap anak tidak bisa sama. Apalagi di dunia akademis. Tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama. Tapi, setiap anak tentunya diciptakan dengan keunikannya masing-masing dan kelebihan itu perlu dirayakan,” katanya.

Sumber : dream.co.id

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar